BAB 02 LAPORAN EVALUASI PENELITIAN
BAB II
LANDASARAN
TEORI
A.
Hakikat
Pengembangan Bahasa pada AUD
Menurut Morrow dalam Jamaris (2010:49) dalam Susanto (2011:27-28), menjelaskan bahwa pemeroleh bahasa pada anak teijadi
melalui berbagai kegiatan yang dilakukannya, mendengar bahasa dan meniru bunyi
bahasa. Melalui kegiatan ini anak menemukan bahwa bahasa lisan mempunyai
aturan, khususnya yang berkaiatan dengan phonology atau bunyi, syntak atau tata
bahasa dan semantik atau arti kata. Selanjunya
secara perlahan anak akan menyadari bahwa bahasa mempunyai sistem yang perlu
diikuti dengan benar agar ide dan konsep yang disampaikannya dapat dimengerti
oleh yang lain.
Bahasa lisan anak usia 2-3 tahun berkembang sangat pesat. Pada usia ini
anak telah menguasai dan mengerti 300-1000 kosa kata (Santrocks 2008) dalam Susanto (2011:39, akan tetapi belum dapat menggunakannya dalam
percakapan secara penuh. Sejalan dengan perkembangan kosa kata yang pesat
tersebut, anak senang, bermain kosa kata dengan mengucapkan secara berulang-
ulang kosa kata yang baru diketahuinya dan mulai merangkai' kalimat yang belum
mengandung makna. Kesenangan anak dalam bermain kosa kata terletak pada ketertarikan
mereka pada imtonasi dan pola kosa kata, misalnya : anjing, guk...guk. kucing,
nngeong....nngeong, dan mobil, uuumm... uummmm.
Pada usia 3-4 tahun kemampuan bahasa lisan anak sudah menyamai kemampuan
bahasa orang dewasa. Kosa kata anak berberkembang dengan pesat. menjelaskan
bahwa pada usia ini, anak sangat aktif melakukan kegiatan komunikasi dengan
orang-orang di sekitamya. Keingin tahuan anak tentang berbagai hal menyebabkan
anak di usia ini aktif. mengajukan berbagai pertanyaan, seperti I
Apa ini ?”, Mengapa begini ? 1 ’’Dari mana datangnya ini ? ” ’’Bagaiman ini
teijadi ?”
Pada usia 3-4 tahun anak
telah memiliki kosa kata sangat luas yang meliputi konsep-konsep sebagai
berikut : wama, bentuk, ukuran, ukuran, kecan-’tikan, peristiwa, perasaan, bau,
rasa, teksture (kasar-halus), waktu, jarak, perbandingan suhu, dan kecepatan.
Di samping itu, anak telah mampu mengintegrasikan berbagai kosa kata dengan
baik, seperti "Kotak yang besar berwama merah ”.
(http://novitaekanurjanah.blogspot.com/2016/12).
B.
Pengembangan
Bahasa pada PAUD
Beberapa anak usia pra
sekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsonan, misalnya untuk
mengucapkan kata setrika, mangga, dan lain-lain. Pada usia ini, anak-anak sudah
dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata-kata setiap kalimatnya.
Anak-anak mulai berbicara dengan urutan kata yang menunjukkan suatu pendalaman
yang meningkat terhadap aturan yang komplek tentang urutan kata-kata yang
diucapkan. Pada usia ini anak-anak juga sudah mulai mampu mengembangkan
pengetahuan tentang makna dengan cepat.
Kemampuan anak di bidang bahasa tidak hanya meliputi penguasaan kosa
kata yang luas, akan tetapi, anak telah menguasai hampir semua elemen bahasa
dan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa, seperti syntax, phonem, semantik,
pemilihan kosa kata yang sesuai (Morrow (1993:76) dalam Susanto (2011:41). Pada
masa ini, pada waktu bermain, anak sering berbicara dengan dirinya sendiri
sesuai dengan imajinasi yang berkembang pada waktu itu. Dengan kata lain anak
berusaha untuk mengekspresikan tindakannya dan mengungkapkannya dalam bentuk
kegiatan berbicara pada diri sendiri (Seefeldt & Barbaur) dalam Susanto
(2011:49-50).
C.
Kemampuan
Bercerita pada AUD
Pengembangan kemampuan
berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara
lisan dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkunagn di
sekitar anak antara lain teman sebaya, teman bermain,orang dewasa, baik yanga
da di sekolah, di rumah, maupun dengan tetangga di sekitar tempat tinggalnya. Kemampuan
bahasa Anak Usia Dini diperoleh dan dipelajari anak secara alami untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga anak akan ammpu bersosialisasi,
berinteraksi dan merespon orang lain.
Kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa adalah kegiatan yang
dapat menstimulasi kemampuan mendengarkan, berbicara dam menulis. Metoda
bercerita merupakan salah satu metoda yang banyak dipergunakan untuk Anak Usia
Dini. Kegiatan Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang
perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi Anak Usia Dini.
Melalui kegiatan bercerita, anak kemudian dilatih untuk kembali menceritakan
isi cerita yang dilakukan oleh guru guna melatih kemampuan daya ingat serta
kemampuan anak meniru bahasa yang diucapkan oleh guru yang kemudian
diungkapkannya kembali. Kemampuan bercerita anak akan mengungkap tingkat daya
tangkap intelejensianya serta kemampuan respon motorik otak untuk kemudian
menyerap bahasa yang diterimanya dan kemudian diungkapkannya kembali seperti
yang dilakukan oleh pendidik.
Perkembangan bahasa lisan anak sangat pesat dan cepat sejalan dengan
perkembangan biologis, keluarga dan lingkungannya. Anak sudah mampu menujukkan
kemampuannya dalam mengeluarkan bunyi dari kosa kata yang dilanjutkan dengan
merangkai bunyi menjadi kata dan menggunakan kata tersebut dalam berbagai
konteks. Melalui kegiatan pembelajaran, anak mampu mengembangkan kemampuan
berbahasa lisannya secara perlahan dan selanjutnya secara mengejutkan, anak
dapat mengeluarkan kata, walaupun dengan kata-kata yang kadang kadang kurang
tepat. Pada fase ini orang tua pada umumnya bersemangat untuk mengajak anak
berbicara dan memberikan kata yang diperlukan anak dalam berbicara. Pada tahap
selanjutnya, anak mengembangkan kemampuan lisannya dengan mengungkapkan kalimat
pendek, seperti makan nasi atau minum susu, atau ayah pulang, walupun anak
belum mengerti fungsi dari bahasa lisan tersebut.
Komentar
Posting Komentar