RANGKUMAN JURNAL WAKHID S. CIPTONO, Ph.D.




RE-CODE YOUR CHANGE DNA : THE RHENALD KASALI’S VIEWS ON THE ORGANIZATIONAL CHANGE MANAGEMENT
Dirangkum oleh Garmawandi *)

Abstrak


“Tidak ada yang permanen kecuali perubahan "(Heraclitus Filsuf Yunani, 500 SM).
Tujuan dari manajemen perubahan (champion of change) adalah untuk membantu pemimpin untuk belajar bagaimana mengubah bukan hanya strategi organisasi, struktur, dan operasi, tetapi juga persepsi, harapan, pemikiran dan perilaku, dan kinerja orang (elit dan akar rumput masyarakat)-dan untuk mengubah semua elemen dengan cara yang membuat mereka tetap fokus dan konsisten (Nadler, 1998)
Pemimpin organisasi masa kini membuktikan keberhasilannya melalui Re-kode  perubahan DNA mereka. sangat berharga bagi manajer di semua tingkatan, Rhenald Kasali, memberikan nasihat praktis dan contoh-contoh nyata yang dapat membantu orang menjadi pemimpin yang efektif dalam perubahan organisasi atau reformasi (solusi berbasis kepemimpinan) melalui bukunya "Re-Code Perubahan DNA Anda.". Dalam beberapa tahun terakhir, dinamika pasar yang disebabkan masuknya  bakat manajemen baru ke dalam industri, membawa pemikiran baru, perilaku, dan nilai. Recoding  perubahan DNA organisasi untuk beradaptasi dengan pasar yang berbeda pasti dan terstruktur dapat meningkatkan kelincahan kelembagaan, mempercepat kesiapan untuk perubahan eksternal (adaptasi), dan memungkinkan  penyelarasan berkelanjutan kepemimpinan keuangan (Spiegel dkk., 2005).


Pokok-pokok Pemikiran Rhenald Kasali
Buku yang ditulis oleh Rhenald Kasali merupakan jawaban lugas dari tulisan Scott Morgan (2001) yang berjudul “The End of Change : How Your Company Can Sustain Growth and Innovation While Avoiding Change Fatique”, dimana dalam buku tersebut ditegaskan bahwa suatu perubahan yang berkelanjutan yang terjadi pada setiap manusia merupakan suatu proses perubahan yang berkelanjutan sesuai dengan bertambahnya usia, yang kemudian berimplikasi kepada manusia yang pada konsepnya tidak suka diperintah dan cenderung suka pada hal-hal yang sudah biasa dan sering dilakukannya. Konsep itu kemudian juga berimplikasi kepada organisasi dimana tempat manusia itu bekerja. Perubahan diperlukan karena diperlukan untuk mengantisipasi perubahan dan fenomena gejala globalisasi secara proaktif dan interaktif, sekaligus untuk menghindari ketidakefisienan karena manusia merasa kelelahan dan bosan terhadap proses perubahan yang sedang berjalan.
            Buku Re-Code Your Change DNA (Januari 2007) merupakan the right intellectual manuvering effort on the right time yang ditulis oleh Rhenald Kasali sebagai bentuk ungkapan dalam mengantisipasi keadaan Indonesia yang sedang mengalami hopeless terhadap suasana reformasi nasional yang tidak kunjung menghadirkan harapan dan kepastian dalam hidup berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik. Menurut pandangan beliau, bahwa kita hendaknya sudah harus meningglakan pola sangkar burung dengan menghijrahkan diri ke pola cacing yang hidup di dalam tanah, dimana disana kita akan merasakan sendiri (sense of belonging) terhadap perubahan nyata yang terjadi dimuka bumi ini. Menurut Rhenald Kasali, bahwa harus dilakukan perpaduan yang indah antara pendekatan konseptual dengan kontektual secara arif dan cerdas dalam membebaskan belenggu untuk meraih keberanian dan keberhasilan dalam proses pembaharuan (reformasi)---mengubah kesempitan menjadi kesempatan. Tulisan Rhenald Kasali juga bisa menjadi panduan bagi kita untuk melakukan revitalisasi, refleksi, dan realisasi pembaharuan untuk menyelamatkan reformasi agar tidak mati suri atau bahkan gagal total.
Buku tulisan Rhenald Kasali (terdiri dari 6 bagian dan 10 bab), memiliki bobot kajian extra-ordinary sebagai bentuk keberhasilan beliau dalam mengolah naluri, nalar dan nurani yang dituangkan melalui sebuah cipta, rasa dan karsa nya sebagai seorang akademika, di mana isi bukunya telah mampu memberikan inspirasi bagi siapapun dalam menggali kembali program definisi reformasi nasional yang sudah kehilangan arah. Menurutnya, bahwa perubahan pada dasarnya adalah mengubah manusia dalam cara berpikir dan berprilaku---dari promote the bad and prevent the good (amar ma’ruf, nahi munkar) tentang definisi dari reformasi di Indonesia.

Pokok Pikiran Buku Ini Menyangkut Tiga Hal Berikut :
1.    Pola pikir Re-Code (Re-Code Leader, Re-Code the Critical Mass atau melalui hal-hal kecil, Re-Code Organisasi, Re-Code Individu)
Re-code adalah sebuah konsep yang sangat kaya dengan filosofi karena menyangkut perjalanan manusia: visi dan perencanaan, evolusi (seleksi alam), life-cycle (aturan alam), falsafah dialektik (konflik) yang memperkuat kejatidirian manusia dalam menyokong pembaharuan. Re-code adalah membentuk kembali kode sel-sel pembentuk sifat agar "fit' dengan kebutuhan zamannya; membentuk kembali cara berpikir dan memimpin dengan mempertimbangkan perubahan DNA (unsur pembawa sifat).
2.    Proses Re-Code bermula dari adanya Hard-Code, Re-Code, Change DNA based on OCEAN—New Way of doing, thinking, and New Habit. Proses Re-code berbasis OCEAN (Opennes to Experience, Conscientiousness, Extroversion, Agreea-bleness, Neuroticism) pada prinsipnya berupaya untuk membentuk kepribadian yang tangguh melalui pembaharuan pemikiran, perilaku dan kebiasaan. Re-code berbasis OCEAN menekankan pentingnya proses perubahan kepribadian yang berkelanjutan.
3.    Hubungan antara pikiran dan karakter dengan hasil: Perbaikan kinerja orga-nisasi (hasil) bisa dicapai dengan menyentuh karakter dan cara berpikir. Artinya pikiran-pikiran kita dibentuk oleh lingkungan  kita.

Menurutnya, bahwa manajemen perubahan organisasi harus didasarkan pada perubahan cara berpikir dan berprilaku manusia guna membebaskan berbagai belenggu untuk meraih keberanian dan keberhasilan dalam proses pembaharuan, di mana manajemen perubahan merupakan sebuah upaya menyajikan ramuan dari berbagai disiplin ilmu (leadership, change management, marketing management, psycology, behavioral genetics, neuroscience, neuroplasticity dan sosiology) guna memecahkan masalah tentang perubahan-perubahan, yang pada inti terakhirnya bahwa manusia lah yang menjalankan perubahan itu sendiri, bukan pada alat-alat atau masalah yang dihadapi oleh manusia dalam kesehariannya.

Telaah Kritis Manajemen Perubahan
Pokok-pokok pemikiran Rhenald Kasali memberikan tanggap cerdas atas tulisan-tulisan para ahli lainnya seperti Paul Omerod (1994), Ingebrigtsen dan Jakobsen (2006), Cloke dan Goldsmith (2002), James F. Moore (1996) yang olehnya disebutan bahwa “keterbukaan terhadap hal-hal baru, dan berpikir positif (positive thinking) terhadap “stakeholder of change” dan DNA perubahan (Change DNA) akan mampu memaksimalkan kehangatan DNA guna memberikan ruh kehidupan”.
Keterbukaan itu adalah kelenturan terhadap informasi yang membuat seseorang menjadi tidak kaku terhadap apapun yang dikatahuinya, sehingga semuanya tidak selalu dianggap sebagai kebenaran mutlak. Perjalan hidup manusia pada prinsifnya merupakan sebuah kegiatan ekspolarasi untuk menjelajahi hal-hal yang baru atau menemukan hal-hal yang lama yang perlu diperbaharui (leadership to change), dimana manusia dengan tugas ke khalifahannya harus mampu mengoptimalisasikan potensinya, memaksimalkan potensi cipta, rasa dan karsanya (naluri, nalar dan nuraninya) agar lebih bermartabat dan beradab, dan sekaligus meminimalkan potensi hawa nafsunya yang berpotensi untuk mematikan proses perubahan dengan berbagai tindakan biadab
Manusia berperan sebagai pemimpin perubahan yang menawarkan solusi yang lebih baik. Pemimpin bukan sebagai pemangku jabatan, melainkan sebagai seorang yang mampu menimbulkan gerakan perubahan dengan kekuatan pengaruhnya melalui teladan yang baik (uswatun hasanah).
Dalam suasana kondisi sulit, pikiran kita kemudian berpikir untuk mendapatkan seorang sosok pemimpin yag ideal dengan harapan semua permasalahan menjadi beres dan terselesaikan. Pandangan Rhenald Kasali, pemimpin yang ideal bukan sebagai seorang “satrio pnigit atau super CEO”, namun seorang pemimpin yang terlahir dari makhluk hidup yang terlahir dari pembawa sifat yang disebut dengan DNA. Di mana seorangp pemimpin yang ideal terlahir dari sifat yang terbentuk dalam manusia itu sendiri sejak lahir, tumbuh dan berkembang sebagai makhluk hidup yang kemudian ditularkannya dalam sebuah. Organisasi yang hidup akan selalu berupaya menghidupkan ekspektasi-ekspeksasi yang mampu menggairahkan kehidupan organisasi (adversity Quotient atau AQ) secara berkelanjutan. DNA yang sudah ada pada seorang leadership perlu dilakukan dan melakukan re-code untuk mampu memotivasi organisasi dan individu-individu dalam organisasi agar lebih menjadi berdaya. Memperbaiki DNA individu dan organisasi dapat dilakukan dengan memperbaiki “DNA organisasi (Organization DNA), DNA Perubahan (Change DNA), dan DNA Kepemimpinan (Leadership DNA)” dengan cara memasukkan “darah-darah segar baru” seperti manajer-manajer baru, atau anak-anak muda yang masih segar, dengan harapan agar mereka mampu menjadi katalis untuk memberikan warna dan gairah baru. Rekruitmennya harus dilakukan melalui seleksi yang sangat ketat (free and fair competition and collaboration), serta diberikan kesempatan melalui career track yang cepat. Kalau mereka teguh terhadap prinsif perubahan yang mereka hidupkan, maka mereka akan tetap konsisten membawa nilai-nilai baru dan akan bekerja dengan etos kerja yang berbeda.

Orientasi Kepemimpinan dan Tantangan Bisnis Baru
Guna menghadapi tantangan zaman yang semakin komplek, dibutuhkan seorang leader yang mampu berperan sebagai motivator, coach, penerjemah, dan imam. Khusus kaitannya dengan leadership DNA, Kasali berpendapat bahwa dalam memimpin perubahan, pemimpin harus me re-code dirinya sendiri dari sekedar pemangku jabatan menjadi “sesuatu” yang menggerakkan. Pemangku jabatan hanyalah pemimpin level 1, yaitu pemimpin yang berada pada posisi paling rendah.
Berdasarkan loyalty and influence, levels of leadership bahwa pemimpin itu dibagi dalam 5 level yaitu 1) position, 2) permission (relationship), 3) Production (result), 4) people development(reproduction), and 5) personhood.
Lumpuhnya organisasi-organisasi di Indonesia disebabkan oleh banyaknya orang-orang yang sudah menjadi pemimpin dengan hanya mengantongi SK atau surat keputusan (pemimpin level 1—position)---top down approach to get the power. Dan itulah yang saat ini terjadi di Indonesia.
Seiring dengan 10 tahun era reformasi, maka jelaslah sudah bahwa kita memerlukan pemimpin (solution-based leader), dan bukan sekedar manager. Manager dapat diperoleh dari sekolah-sekolah, sedangkan pemimpin diuji dalam “pasar”. Pemimpin diterima oleh masyarakat atau pasar karena nilai-nilai (values) yang dimiliki (termasuk nilai keyakinan atau agama yang diamalkannnya dengan baik dan benar) dan bermanfaat (benefit) yang mereka berikan --- greath leader. Dalam proses pembaharuan(reformasi), level 1 dipandang sebagai dalam re-code the leader
Upaya melakukan pemberdayaan dan pengembangan SDM berorientasi “value creation through value added” maka oleh Rhenald Kasali perlu mengaitkan model leadership dioamond guna membentuk The Greatness Leadership yang terdiri dari 4 unsur greatness---visi, keberanian, realitas, etika kepemimpinan, serta 2 pilar greatness yaitu pragmatic atau effectivive, dan philosophic atau character. Pemimpin besar adalah pemimpin yang memegang teguh nilai-nilai etika yang diyakininya (spriritual capital), sensitif terhadap pemberdayaan dan pengembangan orang lain, menerapkan nilai-nilai yang dijaga ketat (termasuk nilai keyakinan/agama yang dianut) dan memberikan memberikan sanksi kepada siapapun yang melanggarya (berperan sebagai guru dalam siklus ‘mutual learning’ dan ‘the interior balanced scorecard’---behavior, capabelities, identity).
Akhirnya kita sudah harus kembali kepada peran kekhalifahan manusia dimuka bumi yang berperan untuk menjaga bahkan mengaitkan the quality of life melalui membangun diri dengan kepribadian yang kuat, hati nurani, dan kearifan yang didukung oleh nalar dan nurani untuk memahami dan melaksanakan secara menyeluruh, utuh dan benar ilmu dan pengetahuan yang diketahuinya. Kita harus mendukung upaya ‘back to basic’ guna memerankan kembali dengan sebaik-baiknya peran manusia sebagai makhluk sosial. Dan selanjutnya dalam membangun re-code yakni dengan membangun silaturahmi (relationship management system s provide an advantage---trust, value, dialogue) harus menjadi prioritas re-code our silahturahmi DNA dengan cara ta’aruf (saling mengenal), ta’aluf (semangat bersatu padu), tafahum (saling memahami), ri’ayah dan tafaqud (saling resfek dan saling mengilangkan negative thinking), ta’awun (saling membantu) dan tanashur (rasa cinta dan loyal atau borad nationalism).

Kesimpulan :
Pengimplementasian Re-Code Your Change DNA merupakan sebuah pemikiran “out-of-the-box” dari Rhenald Kasali yang bukan semata-mata persoalan organisasi ataupun managemen, akan tetapi menyangkut seluruh sendi kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat (quality of life) yang harus dibenahi secara menyeluruh dan terintegrasi.

Buku ini juga sepatutnya menjadi acuan untuk menghijrahkan bangsa Indonesia dari promote  the bad  and prevent the good (amar munkar, nahi ma’ruf) bagi pengambil keputusan dan kebijakan (terutama di level elite society) di negeri ini.

Pembaharuan menurut Rhenald Kasali pada dasarnya terkait dengan perbaikan kinerja non keuangan organisasi (company non-financial performance) yang diharapkan akan signifikan memperbaiki kinerja keuangan organisasi (company financial performance).

Selanjutnya yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana bangsa ini seharusnya  melaksanakan re-code our change DNA of cultures ? Membangun kembali budaya bangsa (positive thinking) yang sudah terbelenggu dengan “sepi ing gawe, rame ing pamrih” (lebih mengutamakan menuntut hak dan cenderung mengabaikan kewajiban dan negative thinking menjadi prioritas utama pemimpin negeri ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PELAYANAN PENDIDIKAN OLEH GURU DAN SEKOLAH DILIHAT DARI SUDUT PANDANG "SERVICES MARKETING IN EDUCATION"

CONTOH K2 KEPENGAWASAN SEKOLAH

SUPERVISI PENDIDIKAN DAN PARADIGMA BARU